ANALISIS PERMASALAHAN SOSIAL, PENEMBAKAN MASJID NEW ZEALAND
Korban
Penembakan Masjid di Selandia Baru
1 Lokasi Penembakan
Sebanyak 50 orang meninggal
dunia dalam penembakan massal di dua masjid di kota Christchurch, Selandia
Baru, hari Jumat (15/03). Sebagian
besar pindah ke Selandia Baru untuk bekerja atau kuliah dan berharap
mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Beberapa di antaranya pernah
menyandang status pengungsi dan memilih bermukim di negara ini karena jauh
lebih aman dibandingkan di negara sendiri.
Pemakaman terhadap para korban
dimulai hari Rabu (20/03). Termasuk yang pertama di makamkan adalah ayah dan
anak, Khaled dan Hamza Mustafa, yang berasal dari Suriah, negara yang dikoyak
perang.
Perdana Menteri Jacinda Ardern
mengatakan mestinya para korban mendapatkan ketenteraman di Selandia Baru.
"Ini sungguh sangat menyedihkan...," kata PM Ardern.
Ia berkunjung ke Christchurch
untuk kedua kalinya sejak insiden penembakan.
'Serangan
teror' di dua masjid Selandia Baru: 'Seorang WNI meninggal dunia'
Kesaksian
mahasiswa Indonesia setelah serangan masjid di Selandia Baru: 'Warga
Christchurch menerima kami dan bersimpati'
Tersangka
pelaku penembakan jemaah masjid Selandia Baru hadir di pengadilan
Para
korban penembakan berasal dari berbagai negara, seperti Pakistan, India,
Malaysia, Turki, Somalia, Afghanistan, Bangladesh, dan Indonesia
1.
MOTIF PELAKU PENEMBAKAN NEW ZEALAND
1. Mengurangi Imigrasi
Pria yang dilaporkan berasal dari
grafton itu mengaku punya tujuan melakukan serangan.”....untuk mengurangi
tingkat imigrasi ke tanah-tanah Eropa secara langsung”.
2. Supremasi kulit putih
Dalam manifestonya, pelaku
penembakan mengaku serangan tersebut bertujuan,”untuk menunjukkan ke para
penyusup bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka,tanah air kita
adalah milik kita sendiri dan selama orang kulit putih masih hidup mereka tidak
akan pernah menaklukkan tanah kita...”. Pria kejam itu mendeskripsikan bahwa
serangan yang ia lakukan adalah tindakan balas dendam pada para imigran sebagai
penyusup (intruders).
2. DAMPAK PERISTIWA PENEMBAKAN NEW
ZEALAND
1) Banyaknya korban jiwa yang jatuh
Termasuk
seorang WNI meninggal dunia
2) Kerugian dan hilangnya harta dan jiwa
3) Munculnya rasa peduli terhadap umat muslim di
New Zealand
4) Dihentikannya berbagai acara penting, seperti
kejuaraan sepak bola tertinggi di Selandia baru, ISPS Handa Premiership
3. Kronologi dan Pemetaan Aksi Teror Dua Masjid
New Zealand
Kronologi dan Pemetaan Aksi
Teror Dua Masjid New Zealand
FOKUS BERITA:Teroris Masjid New
Zealand
Wellington - Sebanyak 49 orang meninggal
dunia dan 48 lainnya cedera dalam peristiwa penembakan terhadap jemaah dua
masjid yang tengah menunaikan ibadah salat Jumat di Christchurch, Selandia
Baru, (15/3).
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda
Ardern, menyebut kejadian itu sebagai salah satu "hari terkelam"
negara tersebut.
Inilah
yang kami ketahui sejauh ini tentang serangan itu.
1) Penembakan pertama berlangsung di Masjid Al
Noor, di pusat kota Christchurch. Seorang
pria bersenjata yang menggunakan nama Brenton Tarrant menyiarkan secara
langsung aksi penembakan melalui Facebook dengan perangkat kamera yang dapat
dipasang di kepala.
2) Tayangan menunjukkan pria itu menembaki pria,
perempuan, dan anak-anak di dalam masjid dari jarak dekat menggunakan senjata
api semi-otomatis.
3) Tayangan tersebut dimulai dari kawasan industri
di Leslie Hills Drive, sebelah barat Masjid Al Noor.
4) Tampak dia mengendarai mobil dari Mandeville
Street dan Blenheim Road menuju pusat kota kemudian berbelok ke utara menuju
Deans Avenue. Beberapa
menit kemudian dia memarkir mobil di jalur sebelah masjid dan menempatkan kendaraan
menghadap Deans Avenue.
5) Sang tersangka keluar dari mobil, memilih
senjata dari dalam bagasi, dan berjalan menuju gedung sembari melepaskan
tembakan ke arah jemaah. Ini
terjadi sekitar pukul 13.40 waktu setempat (07.40 WIB)
6) Enam menit kemudian, dia mengemudi melintasi
Deans Avenue, memutari Botanic Gardens ke Bealey Avenue. Di sinilah tayangan
kamera berhenti.
7) Serangan kedua berlangsung beberapa saat
kemudian di Masjid Linwood, lima kilometer dari Masjid Al Noor dan sebelah
timur dari pusat kota.
8) Short presentational grey line Serangan 1:
Masjid Al Noor, 41 meninggal dunia
9) Kepolisian menanggapi laporan penembakan di
masjid saat salat Jumat sekitar pukul 13.40 waktu setempat.
10) Pada pukul 14.11 kepolisian
mengonfirmasi terdapat "situasi berkembang" dan beberapa menit
kemudian sekolah-sekolah diperintahkan untuk ditutup.
11) Pada pukul 14.30 kepolisian mengonfirmasi
insiden itu melibatkan seorang pria bersenjata.
Tayangan
kamera yang dipasang pada kepala menunjukkan pria bersenjata berpindah dari
satu ke ruangan lainnya sembari menembaki orang-orang di dalam masjid.
Si
penyerang menyasar baik ruangan pria maupun ruangan perempuan.
Sejumlah
saksi mata mengatakan kepada media setempat bahwa mereka berlari menyelamatkan
diri dan melihat orang-orang berdarah terkapar di tanah di luar masjid.
"Tubuh-tubuh
bergelimpangan," ujar seorang pria.
Short
presentational grey line Serangan 2: Masjid Linwood, delapan meninggal (seorang
meninggal di rumah sakit setelah mengalami cedera)
Keterangan
soal serangan di Masjid Linwood, yang berada di pinggiran Kota Christchurch,
kurang terperinci.
Sejumlah
penyintas mengatakan kepada media setempat, mereka melihat seorang pria
bersenjata memakai helm motor hitam melepaskan tembakan ke arah 100 jemaah yang
sedang salat.
Short
presentational grey line
Komisaris
Polisi, Mike Bush, menilai kedua serangan "sangat terencana dengan baik
Beberapa
senjata api ditemukan di kedua lokasi kejadian. Adapun dua bom rakitan
ditemukan di dalam mobil dan dijinakkan oleh militer, sebut keterangan polisi.
Brenton
Harrison Tarrant, 28, yang berkewarganegaraan Australia telah ditahan dan
menghadiri sidang di Christchurch dengan dakwaan pembunuhan.
Orang
bernama sama tampaknya telah merilis manifesto sebelum serangan berlangsung
dengan menjelaskan niatnya secara garis besar.
Dia
menyebut dirinya merupakan seorang warga negara Australia berusia 28 tahun dan
melontarkan retorika haluan ekstrem kanan serta anti-imigran.
Dua
pria lainnya dan seorang perempuan ditahan di dekat lokasi kejadian dan
sejumlah senjata api disita. Aparat tengah menyelidiki apakah mereka terlibat
serangan.
Integrasi yang terbentuk dari insiden
Sejak serangan teroris hari Jumat (15/3), ribuan warga Selandia
Baru telah menghadiri berbagai masjid dan upacara berkabung untuk menunjukkan
dukungan dan solidaritas dengan Muslim Selandia Baru. Di Christchurch, ratusan
siswa hari Senin (18/3) berjaga-jaga di luar Masjid Deans Ave, melakukan
tradisi menggugah waiata dan haka yang
disiarkan di seluruh dunia. Penjagaan itu diselenggarakan oleh kepala SMA
Cashmere Okirano Tilaia untuk “berbagi cinta” setelah dua murid di sekolah
mereka terbunuh dalam serangan itu. Seorang mantan siswa dan dua orang tua
siswa juga tewas dalam penembakan.
Ribuan warga Selandia Baru
berjanji untuk menghadiri masjid hari Jumat, 22 Maret 2019 untuk mengikuti
prosesi salat Jumat dan menunjukkan solidaritas dengan Muslim Selandia Baru.
Geng motor The Mongrel Mob bahkan telah berjanji untuk melindungi Muslim di
Masjid Jamia Hamilton selama salat Jumat pada hari yang sama, sebelum Asosiasi
Muslim Waikato mengundang mereka untuk bergabung di dalam masjid.
Perdana Menteri Selandia
Baru Jacinda Ardern juga telah mengumumkan mengheningkan cipta selama dua menit
hari Jumat, 22 Maret 2019 untuk memperingati dan menandai satu minggu sejak
serangan itu.
Hampir $10 juta telah
dikumpulkan untuk keluarga yang kehilangan orang terkasih mereka dalam serangan
itu serta bagi para penyintas dari penembakan traumatis tersebut. Laman resmi
Givealittle Support Victim Support sekarang telah mengumpulkan lebih dari $7,2
dari lebih dari 85.000 donor dermawan jam 7 pagi hari Kamis (21/3). Angka
tersebut di atas $ 2,3 juta yang dihimpun di laman Good Launch dari 38.712
pendukung lainnya.
Banyak
dukungan yang mengalir pasca insiden penembakan New Zealand
Seperti
:
- Dewan Keamanan PBB mengutuk
penembakan massal di Christchurch sebagai “keji dan pengecut”, dan
mengatakan bahwa tindakan “terorisme” adalah kriminal dan tidak dapat
dibenarkan.Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres,
mengatakan bahwa Sekjen PBB itu “terkejut dengan serangan teroris” di
Selandia Baru, dan mendesak semua orang di mana pun untuk bekerja sama
untuk “melawan Islamofobia dan menghilangkan intoleransi dan ekstremisme
kekerasan.”
- Perdana Menteri Pakistan Imran
Khan menyalahkan serangan Selandia Baru pada meningkatnya Islamofobia
setelah serangan 11 September 2001.
“Terkejut
dan mengecam keras serangan teroris terhadap masjid-masjid di Christchurch,
Selandia Baru. Ini menegaskan kembali apa yang selalu kita pertahankan: bahwa
terorisme tidak memiliki agama. Doa ditujukan kepada para korban dan keluarga
mereka,” katanya di Twitter.
“Saya
menyalahkan serangan teror yang meningkat ini pada Islamofobia saat ini
pasca-11/9 di mana Islam dan 1,3 miliar Muslim secara kolektif disalahkan atas
tindakan teror apa pun oleh seorang Muslim. Ini telah dilakukan dengan sengaja
untuk juga menjelekkan perjuangan politik Muslim yang sah,” katanya
menambahkan.
- Menteri Pertama Skotlandia Nicola
Sturgeon menyebut insiden itu “sangat buruk” dan menyebut Muslim sebagai
“bagian yang berharga” dari masyarakat Skotlandia.
“Orang-orang
tak berdosa yang dibunuh ketika mereka beribadah sangatlah mengerikan dan
memilukan. Pikiran dan solidaritas saya bersama komunitas Muslim Selandia Baru
dan semua orang di hari yang gelap ini,” dia mengatakan di Twitter.
Dia
menambahkan: “Hari ini, di masjid-masjid di seluruh Skotlandia dan di tempat
lain, umat Islam akan menghadiri salat Jumat. Mereka adalah bagian yang bernilai
dari masyarakat kami yang beragam dan multikultural. Adalah teroris yang
melakukan tindakan seperti itu, yang menyinggung nilai-nilai kita sebagai
masyarakat. Kita harus berdiri melawan Islamofobia dan semua kebencian.”
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
mengutuk serangan mematikan di masjid-masjid itu, dan menggambarkannya
sebagai “contoh terbaru dari meningkatnya rasisme dan Islamofobia.”
“Dengan
serangan ini, permusuhan terhadap Islam—yang telah disaksikan dan bahkan
didorong oleh dunia selama beberapa waktu—telah melampaui kekerasan terhadap
individu dan mencapai tingkat pembunuhan massal,” kata Erdogan saat menghardiri
upacara pemakaman seorang mantan menteri Turki.
“Jelas
bahwa pemahaman yang diwakili oleh pembunuh yang juga menargetkan negara kita,
masyarakat kita, dan saya, sudah mulai mengambil alih masyarakat Barat seperti
kanker.”
Juru
bicara Erdogan secara terpisah mengutuk apa yang disebutnya serangan “rasis dan
fasis.”
“Serangan
ini menunjukkan titik permusuhan terhadap Islam dan permusuhan terhadap umat
Islam telah tercapai,” tulis Ibrahim Kalin di Twitter.
- Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump mengirim 270 karakter di Twitter tetapi gagal menyebutkan
kata Muslim ketika mengutuk penembakan yang mematikan.
Sebaliknya,
ia mengirim “simpati dan harapan terbaiknya” kepada orang-orang di negara itu.
“Empat
puluh sembilan orang yang tidak bersalah telah mati tanpa alasan, dengan begitu
banyak lagi yang terluka parah. AS mendukung Selandia Baru untuk apa pun yang
bisa kami lakukan,” tulis Trump dalam sebuah unggahan di Twitter.
Sebelumnya,
sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan dalam sebuah pernyataan,
bahwa AS sangat mengutuk serangan itu.
“Amerika
Serikat mengecam keras serangan di Christchurch. Pikiran dan doa kami bersama
para korban dan keluarga mereka. Kami berdiri dalam solidaritas dengan rakyat
Selandia Baru dan pemerintah mereka terhadap tindakan kebencian yang keji ini,”
kata Sanders.
Kaum perempuan Selandia Baru mengenakan kerudung
Mengikuti jejak sang perdana menteri yang berkerudung
sebagai tanda solidaritas, menurut Ibnu, para perempuan non-Muslim juga
mengenakan kerudung.
Tidak ada komentar: